Fokus dan Produktifitas


“Most of what we say and do is not essential. If you can eliminate it, you’ll have more time, and more tranquillity. Ask yourself at every moment, ‘Is this necessary?” -Marcus Aurelius-

Pernahkah anda mengalami hal seperti ini ; sedang melakukan sebuah pekerjaan dan tiba-tiba ada gangguan, semisal telepon mendadak atau pekerjaan yang harus ditangani segera ?. Terasa cukup melelahkan dan perlu energi besar agar kita bisa kembali ke pekerjaan semula. Kejadian ini pasti sering kita alami.

Switch yang sering antara sebuah pekerjaan dengan pekerjaan lainnya memang melelahkan dan mengkonsumsi banyak tenaga dan waktu. Salah satu artikel di majalah bisnis global; Businessweek pernah mengangkat isu ini, gangguan-gangguan yang terjadi sebagai pemecah konsentrasi pekerjaan merusak produktifitas karyawan dan dapat merugikan perusahaan dalam nilai yang cukup besar.

Sayangnya kita berada dalam sebuah budaya yang sangat “ketagihan” aktifitas multitasking. Padatnya pekerjaan terkadang disikapi dengan dapat melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu yang sama. Multitasking seakan jadi parameter produktifitas yang populer.

Seringkali kita menulis sebuah laporan sambil melakukan panggilan telepon, mengikuti sebuah seminar atau pelatihan sambil membawa berkas-berkas yang harus direview. Sebetulnya sah-sah saja untuk melakukan aktifitas multitasking dalam rangka mengejar target menyelesaikan sebuah pekerjaan. Tapi secara umum dalam jangka waktu yang panjang, akan menyebabkan kelelahan serta degradasi kualitas pekerjaan. Disinilah perlunya perencanaan dan evaluasi sehingga kita bisa lebih optimal dalam bekerja.

Dalam buku “Focus; A Simplicity Manifesto In Age Of Distraction”, sang penulis yang juga penggiat gaya hidup minimalis produktif ; Leo Babauta mengupas isu fokus dan produktifitas. Intinya menurut Leo, di jaman dengan banyaknya “gangguan” dan “pemecah konsentrasi” makin sedikit potensi gangguan maka akan lebih baik. Dan efeknya baik untuk produktifitas. Makin sedikit gangguan maka waktu untuk meng create sesuatu akan lebih bebas tanpa gangguan. Waktu untuk fokus mengerjakan sesuatu akan lebih nyaman tanpa gangguan.

Dan hal ini seringkali terbukti dalam aktifitas keseharian. Saat akan menulis misalnya, jika dilakukan sambil mengerjakan aktifitas lainnya maka akan sulit untuk diselesaikan. Gangguan acara TV, atau aktifitas online sangat “menggoda”. Gangguan lainnya yang seringkali. terasa terutama di era internet sekarang adalah “terjebak” di situs Facebook, Twitter, ,pop-up instant messaging yang perlu balasan. Biasanya jika bekerja sambil dengan aktifitas online produktifitas yang dicapai relatif lebih rendah, karena konsentrasi akan sering terpecah.

Maka akan lebih bijak untuk meminimalisir sumber-sumber gangguan saat fokus bekerja. Makin kecil gangguan maka kita akan lebih fokus terhadap pekerjaan yang sedang didepan kita. Makin tinggi tingkat konsentrasi yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, makin ketat kita meminimalisir sumber gangguan.

Mulailah dengan mencari tempat bekerja yang nyaman. Nyaman dalam arti syarat2 minimal ergonomis terpenuhi. Rubah profil telepon seluler atau Blackberry menjadi silent mode. Disconnect kan internet saat bekerja. Jika memerlukan informasi atau literatur bekerjalah secara offline via web browser. Tunda terlebih dahulu menjawab email, sms ataupun instant messaging. Mengerjakan sesuatu sambil “melompat” dari satu aktifitas ke aktifitas lainnya adalah pemborosan energi dan konsentrasi.

Jika memang dibutuhkan aktifitas lain seperti browsing, membuat kopi lakukan saat kita membutuhkan sedikit rehat disela pekerjaan yang akan kita tuntaskan. Menjawab email ringan, pesan singkat ataupun membuka situs jejaring sosial dapat dilakukan saat rehat, tapi tetap harus dibatasi. Lakukan sekitar maks 10 menit.

Dalam buku Focus, Leo berpendapat ada waktu untuk meng-create sesuatu dan ada waktu untuk “mengkonsumsi” sesuatu. Dan kedua “fase” waktu tersebut tidak bisa digabung menjadi satu. Harus ada sekat pemisah yang membatasi.

Selamat mengelola fokus dan konsentrasi.

Bagaimana pendapat anda ?

4 thoughts on “Fokus dan Produktifitas

  1. Bagus nich mas sulit sekali rasanya kita membuat sesuatu sekaligus mengkonsumsi sesuatu,karena sumber informasi yang ada terlalu sering memecah konsentrasi

  2. Terimakasih atas kunjungannya, salam kenal 🙂
    Idenya adalah less is more makin sedikit jumlah aktifitas yang kita kerjakan, makin besar kemungkinan untuk lebih fokus dan optimalkan “mengcreate” sesuatu. Tetap semangat produktif. Sebagai info blog mnmlist.com menarik untuk dikunjungi 🙂

  3. Mas Wage, bikin blog aggregator para praktisi farmasi, yang bercerita soal keseharian, digabungkan antar kemampuan dan disiplin farmasinya yuk 😉

    Saya sudah undang beberapa orang blogger “anak muda”, yang kebetulan praktisi farmasi juga, apapun posisinya ( profesional, pengusaha, akademisi, sampai mahasiswa), buat bikin semacam http://www.jakartabeat.net gitu…

    Isinya, ya justru bukan farmasi melulu, melainkan connecting the dots dengan disiplin ilmu yang lain, dan dibikin santai gitu…

    Yah, saling berbagi informasi gitu mas, bagaimana ? 🙂

Leave a comment